PARA
PELAKU EKONOMI
v SIKLUS
ALIRAN PENDAPATAN (CIRCULAR FLOW) DAN INTERAKSI ANTAR PASAR
A.
Siklus Aliran Pendapatan (Circular Flow)
Siklus aliran
pendapatan (circular flow) adalah sebuah model yang menggambarkan bagaimana
interaksi antarpelaku ekonomi menghasilkan pendapatan yang digunakan sebagai
pengeluaran dalam upaya memaksimalkan nilai kegunaan (utility) masing-masing
pelaku ekonomi.
·
Model Circular Flow membagi perekonomian
menjadi empat sektor:
a.
Sektor Rumah Tangga (Households Sector),
yang terdiri atas sekumpulan individu yang dianggap homogeny dan identik.
b.
Sektor Perusahaan (Firms Sector), yang
terdiri atas sekumpulan perusahaan yang memproduksi barang dan jasa.
c.
Sektor Pemerintah (Government Sector),
yang memiliki kewenangan politik untuk mengatur kegiatan masyarakat dan
perusahaan.
d.
Sektor Luar Negeri (Foreign Sector), yaitu
sektor perekonomian dunia, di mana perekonomian melakukan transaksi
ekspor-impor.
B.
Tiga Pasar Utama (Three Basic Markets)
Untuk
analisis ekonomi makro, pasar-pasar yang begitu banyak dikelompokkan menjadi
tiga pasar utama (Three Basic Markets):
1)
Pasar Barang dan Jasa (Goods and
Services Market)
2)
Pasar Tenaga Kerja (Labour Market)
3)
Pasar Uang dan Modal (Money and Capital
Market)
1) Pasar barang dan
Jasa
Pasar barang dan jasa
adalah pertemuan antara permintaan dan penawaran barang dan jasa. Dalam
perekonomian tertutup, permintaan utamanya berasal dari sektor rumah tangga dan
pemerintah. Permintaan tersebut umumnya merupakan permintaan barang dan jasa
akhir. Penawaran barang dan jasa berasal dari sektor perusahaan.
2) Pasar Tenaga Kerja
Pasar tenaga kerja
adalah interaksi antara permintaan dan penawaran tenaga kerja. Dalam
perekonomian tertutup, penawaran tenaga kerja berasal dari sektor rumah tangga.
Sedangkan permintaannya berasal dari sektor perusahaan dan sektor pemerintah.
Dalam perekonomian terbuka, penawaran dan permintaan tenaga kerja dapat berasal
dari sektor luar negeri.
3) Pasar Uang dan Modal
Pasar uang adalah
interaksi antara permintaan uang dengan penawaran uang. Yang diperjualbelikan
dalam pasar uang bukanlah fisik uang, melainkan hak penggunaan uang. Penawaran
uang berasal dari pihak-pihak yang bersedia menunda hak penggunaan uangnya,
entah dalam jangka pendek atau jangka panjang. Permintaan akan uang berasal
dari pihak-pihak yang membutuhkan uang dengan berbagai alasan.
Jika hak penggunaan
uang yang diperjualbelikan adalah setahun atau kurang, maka pasar tersebut
masuk kategori pasar uang (money market). Jika hak penggunaan uang yang
diperjualbelikan lebih dari setahun, pasar tersebut adalah pasar modal (capital
market).
v METODE
PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
· Ada tiga cara penghitungan pendapatan
nasional, yaitu:
1)
Metode Output (Output Approach)
2)
Metode Pendapatan (Income Approach)
3)
Metode Pengeluaran (Expenditure Approach)
1) Metode Output (Output Approach) atau
Metode Produksi
Menurut metode ini, PDB
adalah total output (produksi) yang dihasilkan oleh suatu perekonomian. Cara
penghitungan dalam praktik adalah dengan membagi-bagi perekonomian menjadi
beberapa sektor produksi (industrial origin). Jumlah output masing-masing sektor
merupakan jumlah output seluruh perekonomian. Hanya saja, ada kemungkinan bahwa
output yang dihasilkan suatu sektor perekonomian berasal dari output sektor
lain. Atau bisa juga merupakan input bagi sektor ekonomi yang lain lagi. Dengan
kata lain, jika tidak berhati-hati akan terjadi penghitungan ganda (double
counting) atau bahkan multiple counting.
Akibatnya angka PDB bisa menggelembung
beberapa kali lipat dari angka yang sebenarnya. Untuk menghindari hal tersebut,
maka dalam perhitungan PDB dengan metode produksi, yang dijumlahkan adalah
nilai tambah (value added) masing-masing sektor.
Aktivitas produksi yang
baik adalah aktivitas yang menghasilkan NT > 0.
2) Metode Pendapatan
(Income Approach)
Metode pendapatan
memandang nilai output perekonomian sebagai nilai total balas jasa atas faktor
produksi yang digunakan dalam proses produksi. Kemampuan entrepreneur ialah
kemampuan dan keberanian mengombinasikan tenaga kerja, barang modal, dan uang
untuk menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Balas jasa untuk
tenaga kerja adalah upah atau gaji. Untuk barang modal adalah pendapatan sewa.
Untuk pemilik uang/aset finansial adalah pendapatan bunga. Sedangkan untuk
pengusaha adalah keuntungan. Total balas jasa atas seluruh faktor produksi
disebut Pendapatan Nasional (PN).
3) Metode Pengeluaran
(Expenditure Approach)
Menurut metode
pengeluaran, nilai PDB merupakan nilai total dalam perekonomian selama periode
tertentu. Menurut metode ini ada beberapa jenis agregat dalam suatu
perekonomian:
1) Konsumsi Rumah
Tangga (Household Consumption)
2) Konsumsi Pemerintah
(Government Consumption)
3) Pengeluaran
Investasi (Investment Expenditure)
4) Ekspor Neto (Net
Export)
1) Konsumsi Rumah
Tangga (Household Consumption)
Pengeluaran sektor
rumah tangga dipakai untuk konsumsi akhir, baik barang dan jasa yang habis
dalam tempo setahun atau kurang (durable goods) maupun barang yang dapat
dipakai lebih dari setahun/barang tahan lama (non-durable goods).
2) Konsumsi Pemerintah
(Government Consumption)
Yang masuk dalam
perhitungan konsumsi pemerintah adalah pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang
digunakan untuk membeli barang dan jasa akhir (government expenditure).
Sedangkan pengeluaran-pengeluaran untuk tunjangan-tunjangan sosial tidak masuk
dalam perhitungan konsumsi pemerintah.
3) Pembentukan Modal
Tetal Domestik Bruto (Investment Expenditure)
Pembentukan Modal Tetap
Domestik Bruto (PMTDB) merupakan pengeluaran sektor dunia usaha. Yang termasuk
dalam PMTDB adalah perubahan stok, baik berupa barang jadi maupun barang
setengah jadi.
4) Ekspor Neto (Net
Export)
Yang dimaksud dengan
ekspor bersih adalah selisih antara nilai ekspor dengan impor. Ekspor neto yang
positif menunjukkan bahwa ekspor lebih besar daipada impor. Perhitungan ekspor
neto dilakukan bila perekonomian melakukan transaksi dengan perekonomian lain
(dunia).
v BEBERAPA
PENGERTIAN DASAR TENTANG PERHITUNGAN AGREGATIF
Tujuan perhitungan
output maupun pengeluaran dan ukuran-ukuran agregat lainnya adalah untuk
menganalisis dan menentukan kebijakan ekonomi guna memperbaiki/meningkatkan
kemakmuran/kesejahteraan rakyat. Beberapa pengertian yang harus dipelajari
berkaitan dengan hal tersebut adalah:
a. Produk Domestik
Bruto (Gross Domestic Product)
b. Produk Nasional
Bruto (Gross National Product)
c. Produk Nasional Neto
(Net National Product)
d. Pendapatan Nasional
(National Income)
e. Pendapatan Personal
(Personal Income)
f. Pendapatan Personal
Disposabel (Disposable Personal Income)
a.
Produk Domestik Bruto (Gross Domestic
Product)
Produk Domestik Bruto
(PDB) menghitung hasil produksi suatu perekonomian tanpa memperhatikan siapa
pemilik faktor produksi tersebut. Semua faktor produksi yang beralokasi dalam
perekonomian tersebut output-nya diperhitungkan dalam PDB. Akibatnya, PDB
kurang memberikan gambaran tentang berapa sebenarnya output yang dihasilkan
oleh faktor-faktor produksi milik perekonomian domestik.
b.
Produk Nasional Bruto (Gross National
Product)
Nilai produksi yang
dihasilkan oleh faktor-faktor produksi milik perekonomian disebut sebagai
Produk Nasional Bruto (PNB). Kelemahan perhitungan PDB dapat dikoreksi dengan
mengurangkan nilai produksi yang dihasilkan faktor produksi yang berasal dari
luar perekonomian. Nilai produksi yang dihasilkan oleh faktor produksi yang
berada di luar negeru harus ditambahkan. Angka yang dihasilkan dari penjumlahan
dan pengurangan terhadap PDB merupakan Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross
National Product.
c.
Produk Nasional Neto (Net National
Product)
Sektor perusahaan harus
melakukan investasi untuk memproduksi barang dan jasa. Dalam perhitungan PDB
berdasarkan pendekatan pengeluaran, yang dimasukkan adalah total pengeluaran
investasi bruto. Padahal yang lebih relevan adalah investasi neto, yaitu
investasi bruto dikurangi depresiasi. Karena itu untuk memperoleh gambaran
output yang lebih akurat, maka PNB harus dikurangi depresiasi. Angka yang
dihasilkan merupakan Produk Nasional Neto (PNN).
PNB = Produk Nasional
Bruto (Gross National Product)
d. Pendapatan
Nasional (National Income)
Angka PN dapat
diturunkan dari angka PNN. Untuk mendapatkan angka PN dari PNN, kita harus
mengurangi PNN dengan angka pajak tidak langsung (PTL) dan menambahkan angka
subsidi (S). Pajak tidak langsung harus dikurangkan, karena tidak mencerminkan
balas jasa atas faktor produksi. Sedangkan subsidi harus ditambahkan karena
merupakan balas jasa atas faktor produksi, tetapi tidak masuk dalam perhitungan
PNN.
PN = Pendapatan
Nasional (National Income)
PNN = Produk Nasional
Neto (Net National Product)
PTL = Pajak Tidak
Langsung
S = Subsidi
e.
Pendapatan Personal (Personal Income)
Untuk
memperoleh angka PP dari PN maka laba perusahaan yang tidak dibagikan (retained
earnings) harus dikurangkan, sebab laba tidak dibagikan (LTB) merupakan hak
perusahaan. Selain LTB, pembayaran-pembayaran asuransi sosial (PAS) atau social
insurance payments juga harus dikurangkan. Kedua pengurangan ini belum
memberikan informasi yang sebenarnya tentang pendapatan personal. Sebab
pendapatan personal bukan saja diterima karena balas jasa atas kesediaan
bekerja (upah, gaji) ataupun pendapatan nonupah yang diperoleh dari sektor
perusahaan, tetapi juga pendapatan bunga yang diterima dari pemerintah dan
konsumen (PIGK) atau personel interest income received from government and
consumers dan pendapatan non balas jasa (PNBJ) atau transfer payment to
persons.
PP = Pendapatan
Personal (Personal Income)
PN = Pendapatan
Nasional (National Income)
PAS = Pembayaran
Asuransi Sosial
PIGK = Pendapatan bunga
diterima dari pemerintah dan konsumen
PNBJ = Pendapatan
Nonbalas Jasa
f.
Pendapatan Personal Disposabel
(Disposable Personal Income)
Pendapatan personal
Disposabel (PPD) adalah pendapatan personal yang dapat dipakai oleh individu,
baik untuk membiayai konsumsinya maupun untuk ditabung. Besarnya adalah
pendapatan personal dikurangi pajak atas pendapatan personal (PAP) atau
personal taxes.
v PDB
HARGA BERLAKU DAN HARGA KONSTAN
Menghitung nilai hasil
PDB dengan menggunakan harga berlaku dapat memberi hasil yang menyesatkan,
karena pengaruh inflasi. Untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat, maka
perhitungan PDB sering menggunakan perhitungan berdasarkan harga konstan. Hasil
perhitungan ini menghasilkan nilai PDB atas harga konstan.
Yang dimaksud dengan harga konstan adalah
harga yang dianggap tidak berubah.
Untuk memperoleh PDB
harga konstan, kita harus menentukan tahun dasar (based year), yang merupakan
tahun di mana perekonomian berada dalam kondisi baik/stabil. Harga barang pada
tahun tersebut kita gunakan sebagai harga konstan.
Deflator = (Harga tahun
t : Harga tahun t-1) x 100%
Manfaat dari
perhitungan PDB harga konstan, selain dengan segera dapat mengetahui apakah
perekonomian mengalami pertumbuhan atau tidak, juga dapat menghitung perubahan
harga (inflasi).
v MANFAAT DAN KETERBATASAN PERHITUNGAN PDB
a) Perhitungan PDB dan Analisis Kemakmuran
Perhitungan PDB akan
memberikan gambaran ringkas tentang tingkat kemakmuran suatu negara, dengan
cara membaginya dengan jumlah penduduk. Angka tersebut dikenal sebagai angka
PDB per kapita. Biasanya makin tinggi angka PDB per kapita, kemakmuran rakyat
dianggap makin tinggi.
Kelemahan dari
pendekatan ini adalah tidak terlalu memerhatikan aspek distribusi pendapatan.
Akibatnya angka PDB per kapita kurang memberikan gambaran yang lebih rinci
tentang kondisi kemakmuran suatu negara.
b. Perhitungan PDB dan
masalah kesejahteraan social
Perhitungan PDB maupun
PDB perkapita juga dapat digunakan untuk menganalisis tingkat kesejahteraan
sosial suatu masyarakat. Ada hubungan yang positif antara tingkat PDB per
kapita dengan tingkat kesejahteraan sosial. Makin tinggi PDB per kapita,
tingkat kesejahteraan sosial makin membaik. Hubungan ini dapat dijelaskan
dengan menggunakan logika sederhana. Jika PDB per kapita makin tinggi, maka
daya beli masyarakat, kesempatan kerja serta masa depan perekonomian makin
membaik, sehingga gizi, kesehatan, pendidikan, kebebasan memilih pekerjaan dan
masa depan, kondisinya makin meningkat. Hanya saja, logika di atas baru dapat
berjalan bila peningkatan PDB per kapita disertai perbaikan distribusi
pendapatan.
Masalah mendasar dalam
perhitungan PDB adalah tidak diperhatikannya dimensi nonmaterial. Sebab PDB
hanya menghitung output yang dianggap memenuhi kebutuhan fisik/materi yang
dapat diukur dengan nilai uang. PDB tidak menghitung output yang tidak terukur
dengan uang, misalnya ketenangan batin yang diperoleh dengan menyandarkan hidup
pada norma-norma agama/spiritual. Sebab, dalam kenyataannya kebahagiaan tidak
hanya ditentukan oleh tingkat kemakmuran, tetapi juga ketenangan
batin/spiritual.
c. PDB Per Kapita dan Masalah
Produktivitas
Sampai batas-batas
tertentu, angka PDB per kapita dapat mencerminkan tingkat produktivitas suatu
negara.
Untuk memperoleh
perbandingan produktivitas antarnegara, ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan:
1) Jumlah dan komposisi
penduduk: Bila jumlah penduduk makin besar, sedangkan komposisinya sebagian
besar adalah penduduk usia kerja (15-64 tahun) dan berpendidikan tinggi (>
SLA), maka tingkat output dan produktivitasnya dapat makin baik.
2) Jumlah dan struktur
kesempatan kerja: Jumlah kesempatan kerja yang makin besar memperbanyak
penduduk usia kerja yang dapat terlibat dalam proses produksi. Tetapi komposisi
kerja pun mempengaruhi tingkat produktivitas.
3) Faktor-faktor
nonekonomi: Yang tercakup dalam faktor-faktor nonekonomi antara lain etika
kerja, tata nilai, faktor kebudayaan dan sejarah perkembangan.
d. Penghitungan PDB dan
Kegiatan-kegiatan Ekonomi Tak Tercatat (Underground Economy)
Angka statistik PDB
Indonesia yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik hanya mencatat kegiatan-kegiatan
ekonomi formal. Karena itu, statistik PDB belum mencerminkan seluruh aktivitas
perekonomian suatu negara. Misalnya, upah pembantu rumah tangga di Indonesia
tidak tercatat dalam statistik PDB. Begitu juga dengan kegiatan petani buah
yang langsung menjual produknya ke pasar.
Di negara-negara
berkembang, keterbatasan kemampuan pencatatan lebih disebabkan oleh kelemahan
administratif dan struktur kegiatan ekonomi masih didominasi oleh kegiatan
pertanian dan informal. Tetapi di negara-negara maju, kebanyakan kegiatan
ekonomi yang tak tercatat bukan karena kelemahan administratif, melainkan
karena kegiatan tersebut merupakan kegiatan ilegal atau melawan hukum. Padahal,
nilai transaksinya sangat besar. Misalnya, kegiatan penjualan obat bius dan obat-obat
terlarang lainnya
v DISTRIBUSI
PENDAPATAN (INCOME DISTRIBUTION)
Distribusi Pendapatan
adalah apabila corak distribusi berubah sama dengan permintaan yang berubah.
Contoh: Bila pajak
dinaikkan pada tarif orang kaya, otomatis permintaan akan menurun dan
kebalikannya. Pajak hasil yang telah diterima kan diberi kepada orang yang
berpendapatan rendah otomatis permintaan akan bertambah kembali.
v DISTRIBUSI
KEKAYAAN (WEALTH DISTRIBUTION)
Di negara kapitalis
maju, alternatif individu untuk menyimpan kekayaannya sangat beragam. Mereka
dapat membeli saham, obligasi, menyimpan dalam bentuk deposito dan aset-aset
finansial lainnya. Selain aset finansial, mereka juga dapat membeli real estat.
Tujuan pemupukan aset adalah peningkatan pendapatan total di masa mendatang.
Dengan makin besarnya aset, penghasilan non gaji (non wages income) makin
besar. Dengak kata lain, di negara maju orang senantiasa membeli aset
produktif. Karena itu pembahasan distribusi kekayaan amat relevan untuk melihat
perkembangan distribusi pendapatan. Pengukuran distribusi
kekayaandilakukandenganmenghitungkelompok-kelompok mana saja yang paling
menguasai jenis-jenis asset tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar