Senin, 05 Oktober 2015

Tulisan 2 Softskill Profesi Etika Akuntansi


 
Implementation of Good Corporate Governance and Its Impact on Corporate Performance: The Mediation Role of Firm Size  (Empirical Study from Indonesia)

Renny Nur’ainy, Bagus Nurcahyo*, Sri Kurniasih A., and Sugiharti B.  School of Business and Entrepreneurship, Gunadarma University, Indonesia *Corresponding author Email: bagus@staff.gunadarma.ac.id, bnur_c@yahoo.com



Abstract

Purpose : This research aims to examine the effect of good corporate governance implementation on corporate performance as measured by EVA. The previous research has shown that corporate performance is related to good corporate governance implementations. But it’s still rarely the research that use EVA on measuring corporate performance. 

Design/methodology/approach : This research use manufacture companies which are listed on Indonesia Stock Exchange period 2006-2010 as the samples. Purposive Sampling was used to determine sample criteria: go public manufacturing companies in period 20062010 which consistently publish annual report and financial reports on the website of Indonesia Stock Exchange (IDX) or its own site; companies that have selected as the 40 companies with the largest size. Path Analysis was conducted to shows its direct and indirect effects of each path.

Findings : The results of this research show that implementation of GCG can affects directly on corporate performance as measured by EVA, and also shows affect indirectly through firm size. In other words, firm size has a mediation role in the impact of good corporate governance implementation on corporate performance.

Practical Implication : This study is expected to contribute in providing an overview of the implementation of GCG in Indonesia which can be used by investors and potential investors as one consideration in making investment decisions, and reinforcing previous studies regarding the relationship between GCG implementation and corporate performance.

Originality/value : Seeing the controversies among previous researches in the GCG and its impact on corporate performance, this study sought to further investigate the direct effect of GCG implementation on corporate performance as measured by EVA and its indirect effect through its size.

Keywords: Good Corporate Governance, EVA, firm size, manufacture companies.

Paper Type: Research Paper   



Sumber :  http://search.proquest.com/openview/5d76089c72e826a2d7eb115d9f8cffa8/1?pq-origsite=gscholar

Komentar : Pengaruh penerapan tata kelola perusahaan yang baik pada kinerja perusahaan yang diukur dengan EVA. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa penerapan tata kelola perusahaan dapat mempengaruhi langsung pada kinerja perusahaan yang diukur dengan EVA, dan juga menunjukkan mempengaruhi secara tidak langsung melalui ukuran perusahaan. Dengan kata lain, ukuran perusahaan memiliki peran mediasi dalam dampak penerapan tata kelola perusahaan yang baik pada kinerja perusahaan. Karena tata kelola yang baik dapat membuat perusahaan tersebut semakin baik dimata investor.

Tugas1 Softskill Etika Profesi Akuntansi



1. Ada berapa jumlah pernyataan PSAK hasil adopsi IFRS?
  1. PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan (Revisi 2009)
  2. PSAK 2 Laporan Arus Kas (Revisi 2009)
  3. PSAK 3 Laporan Keuangan Interim (Revisi 2010)
  4. PSAK 4 Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri (Revisi 2009)
  5. PSAK 5 Segmen Operasi (Revisi 2009)
  6. PSAK 7 Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi (Revisi 2009)
  7. PSAK 8 Peristiwa Setelah Akhir Periode Pelaporan (Revisi 2010)
  8. PSAK 10 Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing (Revisi 2009)
  9. PSAK 12 Ventura Bersama (Revisi 2009)
  10. PSAK 13 Properti Investasi (Revisi 2011)
  11. PSAK 14 Persediaan (Revisi 2008)  
  12. PSAK 15 Investasi pada Asosiasi (Revisi 2009)
  13. PSAK 16 Aset Tetap (Revisi 2011)
  14. PSAK 18 Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya (Revisi 2010)
  15. PSAK 19 Aset Tidak Berwujud (Revisi 2009)
  16. PSAK 22 Kombinasi Bisnis (Revisi 2010)
  17. PSAK 23 Pendapatan (Revisi 2009)
  18. PSAK 24 Imbalan Kerja (Revisi 2010)
  19. PSAK 25 Kebijakan Akuntansi, Estimasi, Kesalahan (Revisi 2009)
  20. PSAK 26 Biaya Pinjaman (Revisi 2011)
  21. PSAK 28 Akuntansi Asuransi Kerugian (Revisi 2010)
  22. PSAK 30 Sewa (Revisi 2011)
  23. PSAK 31 Instrumen Keuangan: Pengungkapan (Revisi 2009)
  24. PSAK 33 Akuntansi Pertambangan Umum (Revisi 2011)
  25. PSAK 34 Kontrak Kontruksi (Revisi 2010)
  26. PSAK 36 Akuntansi Asuransi Jiwa (Revisi 2010)
  27. PSAK 38 Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali (Revisi 2011)
  28. PSAK 45 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba (Revisi 2010)
  29. PSAK 46 Pajak Penghasilan (Revisi 2010)
  30. PSAK 48 Penurunan Nilai Aset (Revisi 2009)
  31. PSAK 50 Instrumen Keuangan: Penyajian (Revisi 2010)
  32. PSAK 53 Pembayaran Berbasis Saham (Revisi 2010)
  33. PSAK 55 Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran (Revisi 2011)
  34. PSAK 56 Laba per Saham (Revisi 2010)
  35. PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban dan Aset Kontinjensi (Revisi 2009)
  36. PSAK 58 Aset Tidak Lancar
  37. PSAK 60 Instrumen Keuangan: Pengungkapan
  38. PSAK 61 Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah
  39. PSAK 62 Kontrak Asuransi
  40. PSAK 63 Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi
  41. PSAK 64 Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral
  42. PSAK 107 Akuntansi Ijarah
  43. PSAK 108 Penyelesaian Utang Piutang Murabahah
  44. PSAK 109 Akuntansi Zakat Infaq Sedekah
  45. PSAK 110 Akuntansi Hawalah
  46. PSAK 111 Akuntansi Asuransi Syariah
  47. PSAK ETAP
2. Ada berapa PSAK yang dihapus (nomor berapa dan tentang apa saja)?
Setelah Indonesia mengadopsi penuh IFRS, PSAK khusus industri dihapus. PSAK industri yang saat ini telah dicabut adalah PSAK 32 Akuntansi Kehutanan,  PSAK 35 Akuntansi Pendapatan Jasa Telekomunikasi, dan PSAK 37 Akuntansi Penyelenggaraan Jalan Tol, PSAK 31 (revisi 2000 Akuntansi Perbankan dan PSAK 42 Akuntansi Perusahaan Efek. IFRS adalah standar yang disusun dengan basis transaksi dan perlakukan khusus elemen laporan keuangan bukan industri, sehingga  semua standar yang terkait dengan industri dihapus. PSAK yang tidak ada rujukannya dalam IFRS juga dicabut diantaranya akuntansi waran, anjak piutang, restrukturisasi utang piutang bermasalah. Standar ini dicabut karena telah tercakup dalam pengaturan PSAK 50 dan 55 tentang Instrumen Keuangan.
Standar lain yang telah ada namun tidak sesuai dengan IFRS direvisi dan disesuaikan dengan pengaturan dalam IFRS terbaru. Contohnya PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan, disesuaikan dengan IAS 1, PSAK 22 tentang Penggabungan usaha berubah naman menjadi Kombinasi Usaha dan disinya disesuaikan dengan IFRS 3 Business Combination. Beberapa standar baru yang sebelumnya tidak ada dalam PSAK diterbitkan Sebagai contoh PSAK 13 Properti Investasi yang mengadopsi dari IAS 40 Investment Properties.
PSAK baru yang mengadopsi penuh IFRS efektif berlaku mengikuti keluarnya PSAK tersebut. Mulai tahun 2008 PSAK tersebut sudah ada yang mulai efektif berlaku. Sementara ada beberapa PSAK yang baru efektif berlaku 2012. Bahkan saat ini masih ada beberapa IFRS yang belum dikeluarkan exposure draftnya contohnya IFRS 1 Full Adoptiondan IAS 41 Biological Asset. Setelah tahun 2012 proses adopsi akan tetap secara konsisten dilakukan, karena PSAK baru yang diterbitkan didasarkan pada IFRS yang saat itu telah ada. Ada beberapa PSAK yang telah diadopsi, IFRSnya telah direvisi, misalnya PSAK 23 Pendapatan. IFRS sebagai standar yang berlaku secara global, menyangkut kepentingan banyak pihak, sehingga penerapan standar yang menimbulkan masalah akan dikritisi sehingga akan dinamis dengan perubahan.
Peran Dewan Standar Akuntansi sebagai penyusun Standar Akuntansi Keuangan dengan adopsi IFRS akan berubah. Dewan tidak lagi bertugas merumuskan atau menyusun standar baru namun melakukan adopsi IFRS. Adopsi tersebut dilakukan dengan mentranslate IFRS/IAS untuk dilihat apakah dapat diterapkan di Indonesia. Jika diperlukan Dewan akan menambahkan atau mengurangi beberapa bagian IFRS. Standar hasil adopsi IFRS pada bagian depan setiap standar menjelaskan IFRS/IAS  yang diadopsi dan perbedaan standar tersebut dengan IFRS/IAS yang diadopsi. Perbedaan tersebut ada yang bersifat redaksional, tanggal efektif dan isi standar.
IFRS memiliki tiga ciri utama yaitu principles based, lebih banyak menggunakan nilai wajar sebagai dasar penilaian dan pengungkapan yang lebih banyak. Standar yang bersifat principles based hanya mengatur hal-hal prinsip bukan aturan detail. Konsekuensinya diperlukan professional judgment dalam menerapkan standar. Untuk dapat memilikiprofessional judgment seorang akuntan harus memiliki pengetahuan, skill dan etika karena jika tidak memiliki ketiga hal tersebut maka professional judgment yang diambil tidak tepat. Dalam standar yang lama sebenarnya telah menggunakan dasar nilai wajar, namun nilai wajar diterapkan pada pencatatan awal dan penilaian sesudah pencatatan awal untuk beberapa aset yang memiliki nilai wajar yang dapat diandalkan (aset yang memiliki kuotasi pasar aktif seperti saham).
3.  Pilih salah satu PSAK dari IFRS, ringkas dan beri komentar?
PSAK 3 Laporan Keuangan Interim (Revisi 2010)
PSAK ini menetapkan dasar-dasar penyajian laporan keuangn internal untuk digunakan para direktur dan manejer keuangan untuk melihat dan menganalisis keuangan perusahaan. Untuk menentukan mampu tidaknya perusahaan dalam melunasi utangnya secara tepat waktu kepada kreditur (bankir, supplier), maka mereka membutuhkan informasi akuntansi mengenai besarnya uang kas yang tersedia di perusahaan pada saat menjelang jatuh temponya pinjaman/utang. Direktur Operasional dan Manager Pemasaran. Untuk menentukan efektif tidaknya saluran distribusi produk maupun aktivitas pemasaran yang telah dilakukan perusahaan, maka mereka membutuhkan informasi akuntansi mengenai besarnya penjualan (trend penjualan). Manager dan Supervisor Produksi.


4. Apakah menurut kalian PSAK yang kalian pilih bagus atau tidak?
      Bagus, karena penyajian laporan keuangan dalam suatu Negara sangat dibutuhkan karena dengan penyajian  laporan keuangan perusahaan dapat membandingkan kondisi keuangan dari tahun sebelumnya dan dapat melihat bagian kondisi keuangan mana yang harus ditingkatkan dan harus dipertahankan. Oleh karena itu menurut saya PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan bagus dan harus dipertahankan kalau perlu dikembangkan karena Penyajian Laporan Keuangan merupakan salah satu sumber yang penting dalam suatu Negara.


Bottom of Form

Jumat, 26 Juni 2015

Tugas 3 Bahasa Inggris Bisnis 2

Tugas Soft Skill 3

The term ‘market’, as used by economists, is an extension of the ancient idea of a market as a place where people gather to buy and sell goods. In former days part of a town was kept as the market or marketplace, and people would travel many kilometers on special market days in order to buy and sell various commodities. Today, however, markets such as the world sugar market, the gold market and the cotton market do not need to have any fixed geographical location. Such a market is simply a set of conditions permitting buyers and sellers to work together.

            In a free market, competition takes place among sellers of the same commodity, and among those who wish to buy that commodity. Such competition, influences the prices prevailing in the market. Prices inevitably fluctuate, and such fluctuations are also affected by current supply and demand.

            Whenever people who are willing to sell a commodity contact people who are willing to buy it, a market for that commodity is created. Buyers and sellers may meet in person, or they may communicate in some other way: by letter, by telephone or through their agents. In a perfect market, communications are easy, buyers and sellers are numerous and competition is completely free. In a perfect market there can be only one price for any given commodity: the lowest price which sellers will accept and the highest which consumers will pay. There are, however, no really perfect market, and each commodity market is subject to special conditions. It can be said however that the price ruling in a market indicates the point where supply and demand meet. (taken from A Rapid Course in English for Student of Economics by Tom McArthur).

The questions and answers of number 1 and 2
1.      the main idea of paragraph 1 is the term ‘market’, as used by economists, is an extension of the ancient idea of a market as a place where people gather to buy anda sell goods.
2.      The difference between the market in former days and today is.
-          In former days part of a town was kept as the market or market place, and people would travel many kilometers on special market days in order to buy and sell various commodities.
-          Where as Today, however, markets such as the world sugar market, the gold market and the cotton market do not need to have any fixed geographycial location.
   
        Nama : Putri Aristya Devi
        NPM  : 25212756
        Kelas  : 3EB10

  
            Nama Kelompok:

1.      Esty Putri Ratnasari
2.      Hastyn Haula Ulva
3.      Putri Aristya Devi
4.      Risda Aditya

5.      Selviana

Rabu, 13 Mei 2015

Tugas Pemeriksaan Akuntansi 2

Depok , 29 April 2015

Kepada
Yth, Direktur PT. XXX
Di Jakarata

Kami telah melakukan audit atas sistem kepastian mutu pada PT. XXX. Audit kami tidak dimaksudkan untuk memberikan atas kewajaran sistem kepastian mutu dan oleh karenanya kami tidak memberikan pendapat atas kewajaran sistem kepastian mutu tersebut. Audit kami hanya mencakup bidang sistem kepastian mutu yang dimiliki PT. XXX . Audit tersebut dimaksudkan untuk menilai ekonomisasi (kehematan), efisiensi (daya guna), dan efektifitas (hasil guna). Sistem kepastian mutu yang dilakukan dan memberikan saran perbaikan atas kelemahan pelayanan yang ditemukan selama audit, sehingga diharapkan di masa yang akan datang dapat di capai perbaikan atas kekurangan tersebut sesuai dengan ISO 9001 dan perusahaan dapat beroperasi dengan lebih ekonomis, efisien, dan lebih efektif dalam mencaai tujuannya.
Hasil audit kami sajikan dalam bentuk laporan audit yang meliputi :
Bab I               : Informasi Latar Belakang
Bab II              : Kesimpulan Audit yang Didukung dengan Temuan Audit
Bab III                        : Rekomendasi
Bab IV                        : Ruang Lingkup Audit
            Dalam melaksanakan audit kami telah memperoleh banyak bantuan, dukungan, dan kerja sama dari berbagai pihak baik jajaran direksi maupun staf yang berhubungan dengan pelaksanaan audit ini. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang telah terjalin dengan baik ini.

Kantor Akuntan Publik
Putri Aristya dan rekan


PUTRI ARISTYA DEVI
Bab I
Informasi Latar Belakang

PT. XXX adalah perusahaan PMDN (Perusahaan Modal Dalam Negeri) yang bergerak di bidang penempaan besi yang beralamatkan di Jl. Pabuaran Desa Karang Mukti Kec. Pabuaran Kab. Subang, Jawa Barat. Serta memiliki karyawan kurang lebih 90 orang dan kapasitas produksi 100 ton perbulan atau 1.200 ton pertahun dengan area pemasaran ekspor dan lokal. Didirikan pada tanggal 27 November 1996.
Tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk memproduksi forging dan penempaan besi yang tersedia di kawasan ASEAN.
Susunan direksi perusahaan adalah sebagai berikut :
Direktur Utama           : Ir. Neflozon Abdullah
Direktur                       : Ripon Dwi
Komisaris                    : Elanggowen

Sedangkan tujuan dilakukannya audit adalah untuk :
1.      Menilai prosedur Sistem Kepastian Mutu yang digunakan dalam menyelenggarakan PT. wahana Perkasa Auto Jaya.
2.      Menilai ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas Sistem Kepastian Mutu yang dimiliki oleh perusahaan
3.      Menilai prosedur yang telah digunakan oleh perusahaan terhadap Sistem Kepastian Mutu yang sesuai dengan ISO 9001



BAB II
Kesimpulan Audit

Berdasarkan temuan (bukti) yang kami peroleh selama audit yang kami lakukan, kami dapat menyimpulkan sebagai berikut:

Kondisi:
1.      Klausul/Persyaratan: 4 (Sistem Manajemen Kualitas)
Berdasarkan hasil audit Sistem Kepastian Mutu pada perusahaan telah memenuhi standar ISO 9001
2.      Klausul/Persyaratan: 5 (Tanggung Jawab Manajemen)
-          Komitmen manajemen sumberdaya manusia belum sesuai dengan yang disyaratkan oleh ISO 9001.
-          Perencanaan sistem manajemen kualitas pada perusahaan belum sesuai karena manajemen belum sepenuhnya memberikan support di tingkat implementasi.
-          Tinjauan Manajemen pada perubahan yang dapat dipengaruhi sistem manajemen kualitas belum sesuai dengan management yang telah di implementasikan secara terus menerus termasuk objective actionya.
-          Sumberdaya yang dibutuhkan belum sesuai sumberdaya manusia dan kapasitas sumberdaya selalu memanfaatkan yang ada.
3.      Klausul/Persyaratan: 6 (Manajemen Sumber Daya)
-          Infrastruktur pada perusahaan belum memadai karena pemeliharaan gedung kurang dapat porsi yang memadai.
4.      Klausul/Persyaratan: 7 (Realisasi Produk)
-          Alat ukur pada perusahaan tidak ada penyetelan dilakukan jika dibenarkan pleh petugas / instansi yang mengalibrasi alat tersebut.
5.      Klausul/Persyaratan: 8 (Pengukuran, Analisis, Peningkatan)
Berdasarkan audit yang dilakukan pengukuran, analisis, peningkatan pada perusahaan telah memenuhi standar ISO 9001.

BAB III
REKOMENDASI

Hasil Audit yang dilakukan menemukan beberapa kelemahan yang harus menjadi perhatian manajemen di masa yang akan datang. Kelemahan ini dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
1.      Kelemahan yang terjadi pada sistem manajemen kualitas yang belum sesuai dengan yang di syaratkan oleh ISO 9001.
2.      Sumber daya Manusia dan kapasitas sumber daya selalu memanfaatkan yang ada.
Atas keseluruhan kelemahan yang terjadi maka diberikan rekomendasi sebagai koreksi atau langkah perbaikan yang bisa diambil manajemen untuk memperbaiki kelemahan tersebut.
Rekomendasi:
1.      Perusahaan harus memiliki sistem manajemen kualitas yang memadai serta sesuai dengan yang disyaratkan oleh ISO 9001.
2.      Perusahaan harus membuat kebijakan pada sumber daya manusia dan kapasitas sumber daya untuk memenuhi tujuan perusahaan.
Keputusan untuk melakukan perbaikan atas kelemahan ini sepenuhnya ada pada manajemen, tetapi jika kelemahan ini tidak segera diperbaiki kami mengkhawatirkan akibat yang ebih buruk pada Sistem Kepastian Mutu perusahaan di masa yang akan datang.


BAB IV
RUANG LINGKUP AUDIT


Sesuai dengan penugasan yang kami terima, audit yang kami lakukan hanya meliputi masalah Sistem Kepastian Mutu PT. XXX sesuai dengan Standar ISO 9001.