RI Jadi Mitra Strategis WEF untuk
Keamanan Pangan Dunia
Liputan6.com, Davos- Indonesia menjadi
mitra strategis World Economic Forum (WEF) untuk mendukung keamanan pangan,
tidak hanya di negeri sendiri tapi juga di dunia. Indonesia memiliki
Partnership for Indonesia Agriculture Sustainable (PISAgro) di bawah WEF New
Vision for Agriculture (NVA).
"Ini merupakan dukungan nyata kita
untuk keamanan pangan dunia. Hal ini kita tindak lanjuti dengan pertemuan
pemangku kepentingan setiap dua tahun sekali," kata Managing Director
Sinar Mas G. Sulistiyanto, di sela-sela pertemuan tahunan pemimpin bisnisl
global World Economic Forum di Davos, Swiss.
Sinar Mas melalui Sinar Mas Agribusiness
& Food yang dipimpin Franky O Widjaja menjadi anggota industrial partner di
WEF dengan nomor urut ke 39 sejak Januari 2012. Franky O Widjaja yang juga
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pertanian dan Pangan memanfaatkan
keanggotaannya untuk menyuarakan kepentingan Indonesia terkait keamanan pangan.
"Supaya gaungnya terdengar ke seluruh dunia bahwa ada upaya-upaya nyata
untuk mendukung ketahanan pangan Indonesia dan partisipasi keamanan pangan
dunia. Jangan sampai kita sudah melakukan banyak hal tetapi tetap ditekan oleh
negara-negara lain," tambahnya.
Kadin sendiro memiliki agenda pertemuan
tingkat tinggi dua tahunan yang membahas peningkatan produksi pangan, bertajuk
'Feed Indonesia, Feed the World' sejak 2011. Franky Wijaja ditunjuk menjadi
Co-Chair c yang memiliki target peningkatan produksi pertanian sebesar 20
persen pada 2020, serta peningkatan pendapatan petani dan pengurangan emisi gas
buang masing-masing sebesar 20 persen. "Dampaknya kini WEF mulai melihat
potensi dan mendengar suara Indonesia di bidang keamanan pangan," kata
dia.
Kiprah PISAgro
Sampai akhir 2014, PISAgro telah
memiliki 11 kelompok kerja yang terdiri dari beras, sawit, jagung, kedelai,
kentang, kakao, susu, kopi, hortikultura, karet, pembiayaan pertanian itu. "PISAgro
telah membina 85 ribu petani agar mereka bisa meningkat produksi dan
pendapatan," ujarnya. Beberapa
komoditas dalam kelompok kerja tersebut akan menjadi pembahasan pada Jakarta
Food Security Summit (JFSS) 12-13 Februari 2015 yang akan dihadiri Presiden
Joko Widodo, serta para pemangku kepentingan lainnya, termasuk pebisnis global
anggota WEF, seperti Nestle dan Unilever. "Ada delapan komoditas strategis
yang akan dibahas pada Jakarta Food Security Summit, yaitu beras, gula, jagung,
singkong, sagu, cabe dan bawang, serta kedelai, dan daging sapi," kata
Sulistyanto.
Selain itu juga akan didiskusikan
komoditas unggulan ekspor seperti kelapa sawit, kopi, kakao, teh, tuna, dan
udang, serta komoditas perbaikan gizi seperti susu, buah tropis (manggis,
salak, mangga), daging sapi, dan daging ayam. "Pertemuan ini (JFSS)
menjadi kegiatan pengantar sebelum WEF-East Asia di Nusa Dua, Bali pada April
2015," katanya.
JFSS diharapkan mampu menghasilkan
solusi dari isu utama di bidang pertanian yang terkait dengan pembiayaan,
ketersediaan lahan/tata ruang wilayah, infrastruktur, pascapanen,
diiversifikasi pangan, dan pemasaran. Dalam even yang akan dihadiri kepala
negara tersebut juga akan dilakukan E-Blusukan untuk melakukan dialog dengan
petani dari berbagai wilayah di Indonesia. (Ndw)
Sumber : http://bisnis.liputan6.com/read/2165847/ri-jadi-mitra-strategis-wef-untuk-keamanan-pangan-dunia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar